Skip to main content

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN BLACK GHOST

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN BLACK GHOST
(Afteronotus albsfrons)

I.  PENDAHULUAN
Ikan   Black  Ghost  (Afteronotus albifrons, Linneaus) merupakan satah satu jenis ikan hias yang mempunyai peluang bisnis yang potensial. Ikan jenis ini belum banyak dikenal oleh masyarakat tetapi saat ini beberapa pengusaha ikan hias memproduksi benih sebagai  komoditas lokal maupun ekspor.
"Black Ghost" berasal dari sungai Amazon, Amerika Selatan merupakan ikan pendamai, yang ukurannya dapat mencapai 50 cm. Tubuhnya memanjang dan pipih dengan  warna  tubuh  hitam.  Ikan  ini digolongkan   ke   dalam   ikan   pisau(Knife fishes),  karena  secara  keseluruhan bentuk tubuhnya menyerupai pisau melebar dari bagian kepala dan badan kemudian melancip dibagian perut.
Persyaratan kualitas air media yang dikehendaki ikan Black Ghost yaitu "Soft"
(lunak)  dan  cenderung  asam,  walaupun demikian Black Ghost relatif dapat hidup pada kondisi air yang bervariasi. Black Ghost juga memilih makanan jenis tertentu, dapat  memakan  pakan  kering,  beku maupun   makanan   hidup,   walaupun demikian lebih suka jika diberi pakan cacing rambut.

II.  KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan bahan yang diperlukan untuk  memproduksi  ikan  Black  Ghost adalah :
A.  Wadah Pemeliharaan dan Perlengkapan
v  Akuarium ukuran ( 40 X 40 X 80 ) cm sebagai tempat pemeliharaan  induk dan  sekaligus  tempat  pemijahandilengkapi dengan tempat penempelan telur  berupa  baki  plastik  yang  diisi dengan batu, atau batang pohon pakis.
v  Akuarium ukuran ( 60 X 40 X 40 ) cm sebagai tempat penetasan telur.
v  Instalasi aerasi berupa blower, selang aerasi dan batu aerasi.
v  Peralatan  lain  seperti  selang  untuk mengganti air, scope net dan alat-alat pembersih akuarium (sikat, dan lain-lain).

B.  Pakan
v  Blood worm yang digunakan sebagai pakan induk.
v  Cacing rambut yang digunakan sebagai pakan  ikan  mulai  umur ± 2 minggu sampai dewasa.
v  Artemia, yang digunakan untuk pakan larva.

III.  KEGIATAN OPERASIONAL
Kegiatan    operasional    meliputi pemeliharaan  induk  dan  calon  induk, pemijahan, penetasan telur dan perawatan larva serta pendederan dan pembesaran.

A.  Pemeliharaan Induk
Perbedaan jantan dan betina ikan dewasa  terutama  dapat  dilihat  dari panjang dagunya (jarak antara ujung mulut dengan tutup insang). Pada ikan jantan, dagunya    relatif    lebih     panjang dibandingkan dengan ikan  betina.  Ikan jantan relatif lebih langsing dibandingkan dengan  ikan  betina  yang  mempunyai bentuk perut yang gendut.  Pada induk jantan  dewasa,  terdapat  cairan  putih (sperma) apabila diurut bagian perutnya. Induk Black Ghostdapat  matang  telur setelah bemmur sekitar satu tahun dengan panjang ± 15 cm.
Induk betina dan jantan dipelihara dalam  satu  wadah  berupa  akuarium berukuran ( 80 X 40 X 50 ) cm, yang dilengkapi dengan instalasi aerasi dengan pakan berupa blood worm yang diberikan dengan frekuensi 3 kali per hari secara adlibitum.  Pergantian air harus dilakukan setiap  hari  untuk  membuang. kotoran-kotoran yang terdapat di dasar akuarium dan menjaga kualitas media pemeliharaan.

B.  Pemijahan
Pemijahan dilakukan secara masal di dalam akuarium yang sekaligus sebagai tempat pemeliharaan induk. Perbandingan induk betina dan jantan adalah 2 : 1. Pada wadah pemijahan tersebut, ditempatkan baki plastik berukuran  ( 30 X 20 X 7 ) cm yang diisi dengan batu sebagai tempat penempelan telur dan pada bagian tengah baki   ditutup   dengan   baki   berlubang ( 20 X 15 X 10 ) cm untuk melindungi telur dari pemangsaan induknya sendiri. Untuk akuarium ukuran ( 80 X 60 X 50 ) cm dapat dipelihara 10 ekor induk betina dan paling sedikit 5 ekor jantan.
Lingkungan  tempat  pemeliharaan dan pemijahan ikan Black Ghost biasanya dibuat relatif gelap, dan ikan ini memijah pada  malam  hari.   Menjelang   terbit matahari, tempat penempelan telur berupa baki harus segera diambil dan dipindahkan ke tempat penetasan, untuk menghindari pemangsaan telur tersebut oleh induknya. Telur yang dipanen dari baki pemiiahan ± 200 butir/hari.

C.  Penetasan  Telur  dan  Perawatan Larva
Penetasan   telur   dilakukan   di akuarium dan akan menetas pada hari ketiga.  Makanan  berupa  nauplii  artemiamulai diberikan pada hari ke-10 setelahpenetasan dan selanjutnya diberi cacing rambut secara adiibitum.

D.  Pendederan dan Pembesaran
Kegiatan   pendederan   dilakukan setelah  larva  dapat  memakan  cacingrambut, yaitu ± berumur 2 minggu, sampai ikan mencapai ukuran ± 1 inchi dengan lama  pemeliharaan  1  s/d  15  bulan sedangkan kegiatan pembesaran ikan BlackGhost dilakukan untuk mencapai ukuran komersial , yaitu 2 s/d 3 inchi. Wadah yang digunakan dapat berupa akuarium atau bak dengan padat tebar 2 s/d 5 ekor/liter.  Pakan  yang  diberikan  selama pemeliharaan adalah cacing rambut secara adlibitum. Ikan Black Ghost dengan ukuran 2 inchi dapat dicapai dalam waktu 2 bulan sedangkan ukuran 3 inchi dapat dicapai dengan menambah waktu pemeliharaan selama tiga minggu. Penyiphonan untuk membuang kotoran harus dilakukan setiap hari agar kualitas media tetap terjaga.


Black Ghost sering disebut ikan bendera




Comments

Popular posts from this blog

6 jenis ikan Lele di Indonesia

6 Jenis Lele Populer di Indonesia Selamat sore Sahabat luhkan Nusantara apa kabar ???? Semoga kalian semua dalam keadaan sehat baik dan tetap semangat dalam usaha mensehaterakan masyarakat kita umumnya di Indonesia ini. Sahabat Luhkan yg saya cintai …. Pada kesempatan yg baik ini saya ingin berbagi pengetahuan yg tentu saja sangat bermanfaat bagi kita semua, karena walau sedikit yg kita sampaikan sudah jelas bermanfaat. Baiklah sahabat Nusanta yg saya cintai, saya rasa kita sedah biasa dang k asing lagi soal Ikan Lele. Didalam kesempatan ini bukannya saya mengajari namun berbagi saja dan saya sendiri mendapatkannya dari berbagi sumber sehinggga dari beberapa sumber yg saya dapat kurasa tidaklah ada salahnya jika kita mau berbagi. Untuk kesmpatan ini saya akan mengenalkan tentang 6 jenis   ikan lele yg ada di Indonesia, yaitu dibawah ini Siapa yang tidak kenal lele? Ikan berkumis ini merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang diminati di Indonesia. Ada beragam jenis lel...

Alat tangkap perikanan yang dilarang untuk beroperasi di Indonesia

Dalam operasi penangkapan ikan, penggunaan alat tangkap yang tepat selalu diharapkan memberikan hasil produksi yang tinggi. Namun, jika kita fokus terhadap peningkatan produksi hasil penangkapandengan menggunakan alat tangkap yang tidak dapat ramah dengan lingkungan akan berakibat fatal atas kerusakan daerah penangkapan pada saat pengoperasian alat tangkap. Hal tersebut memicu adanya pelarangan beberapa jenis alat tangkap yang memang memiliki tingkat produktivitas tinggi namun penggunaannya merusak habitat perairan Beberapa jenis alat tangkap yang dilarang dioperasikan di wilayah perairan Indonesia telah tertuang pada  Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 2/ Permen- KP/ 2015  yang dibuat atas penimbangan bahwa penggunaan alat penangkapan ikan Pukat Hela ( trawls ) dan Pukat Tarik ( seine nets ) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia telah mengakibatkan menurunnya sumber daya ikan dan mengancam kelestarian lingkungan sumber daya ...

Teknologi Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan

Teknologi Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan Penerapan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan adalah penggunaan suatu alat tangkap yang tidak memberikan dampak lingkungan, yaitu sejauh mana alat tangkap tersebut merusak dasar perairan (benthic disturbance), kemungkinan hilangnya alat tangkap, serta kontribusinya terhadap polusi.  Faktor lain bagaimana dampaknya terhadap keanekaragaman sumberdaya (biodiversity) dan target resources yaitu komposisi hasil tangkapan, adanya by catch serta tertangkapnya ikan-ikan muda.  Secara teknis,  suatu alat tangkap ikan dikatakan ramah lingkungan apabila memenuhi kriteria: mempunyai selektivitas yang tinggi, tidak merusak habitat, menghasilkan ikan berkualitas tinggi, tidak membahayakan operator, produksi tidak membahayakan konsumen, by-catchnya rendah, tidak berdampak buruk terhadap biodiversity, tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi, menguntungkan dan dapat diterima secara sosial  (Monintja, 2000).  Proses seleksi ...